• Beranda
  • penyakit
  • Kardiomiopati Restriktif, Ketika Otot Jantung Kaku dan Sulit Mengalirkan Darah

Kardiomiopati Restriktif, Ketika Otot Jantung Kaku dan Sulit Mengalirkan Darah

Kardiomiopati Restriktif, Ketika Otot Jantung Kaku dan Sulit Mengalirkan Darah
Ilustrasi penyakit jantung. Credit: Freepik

Bagikan :


Kardiomiopati, atau lemah jantung, adalah kondisi ketika otot jantung mengalami perubahan bentuk, menjadi menebal, membesar, atau kaku, sehingga tidak dapat memompa darah dengan optimal. Salah satu jenisnya adalah kardiomiopati restriktif, yaitu keadaan ketika bilik jantung menjadi kaku dan sulit mengembang saat terisi darah.

Artikel ini akan membahas penyebab, gejala, serta pengobatan kardiomiopati restriktif.

 

Apa Itu Kardiomiopati Restriktif?

Kardiomiopati restriktif adalah kondisi ketika otot bilik jantung menjadi kaku dan tidak dapat terisi darah dengan baik. Akibatnya, tekanan di dalam jantung meningkat dan cairan dapat menumpuk di paru-paru, yang kemudian memicu gagal jantung. Kondisi ini juga dikenal sebagai kardiomiopati restriktif idiopatik atau kardiomiopati infiltratif.

Meskipun tergolong jarang, kardiomiopati restriktif dapat terjadi pada siapa saja. Penyebab paling umum meliputi amiloidosis serta pembentukan jaringan parut pada jantung dengan alasan yang tidak jelas. Kondisi ini juga bisa muncul pada pasien yang pernah menjalani transplantasi jantung.

Baca Juga: Mengenal Kardiomiopati Postpartum, Salah Satu Gangguan Jantung Setelah Melahirkan

 

Gejala Kardiomiopati Restriktif

Gejala kardiomiopati restriktif sering kali tidak terlihat pada tahap awal. Namun, ketika kondisi mulai memburuk, berbagai tanda gagal jantung dapat muncul, seperti:

  • Perut terasa kembung atau mual.
  • Nyeri dada, baik saat beristirahat maupun beraktivitas.
  • Pusing atau bahkan pingsan.
  • Pembengkakan (edema) pada kaki dan tungkai.
  • Kelelahan yang mudah muncul.
  • Jantung berdebar (palpitasi).
  • Sesak napas (dispnea).
  • Penambahan berat badan (akibat penumpukan cairan).

 

Penyebab Kardiomiopati Restriktif

Risiko seseorang mengalami kardiomiopati restriktif meningkat jika memiliki kondisi berikut:

  • Amiloidosis, yaitu penumpukan protein abnormal pada jaringan tubuh seperti jantung, ginjal, atau saraf.
  • Penyakit jaringan ikat.
  • Hemokromatosis (kelebihan zat besi dalam tubuh).
  • Sarkoidosis.

Risiko juga dapat meningkat setelah menjalani beberapa jenis perawatan kanker, terutama:

  • Kemoterapi.
  • Terapi radiasi.

Baca Juga: Berisiko Menyebabkan Transplantasi Jantung, Kenali Kardiomiopati pada Anak-Anak

 

Penanganan Kardiomiopati Restriktif

Saat ini tidak ada penanganan khusus untuk kardiomiopati restriktif. Pengobatan akan disesuaikan dengan penyebab yang mendasari penyakit. Jika Anda mengalami gejala gagal jantung, dokter dapat memberikan beberapa terapi, seperti:

  • Kortikosteroid.
  • Diuretik untuk membantu mengurangi penumpukan cairan.
  • Obat untuk mengatasi gangguan irama jantung.
  • Flebotomi terapeutik, terutama pada hemokromatosis.
  • Obat-obatan untuk jenis amiloidosis tertentu.

Pada kondisi yang lebih berat, dokter mungkin merekomendasikan transplantasi jantung atau terapi paliatif untuk membantu mengurangi gejala.

Selain pengobatan medis, dokter juga dapat menyarankan perubahan gaya hidup, misalnya:

  • Mengurangi makanan tinggi garam.
  • Membatasi asupan cairan.
  • Mengikuti pola makan yang sehat untuk jantung, seperti diet Mediterania atau diet DASH.

 

Pencegahan Kardiomiopati Restriktif

Pada kardiomiopati restriktif, jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Jika Anda memiliki masalah jantung atau termasuk dalam kelompok berisiko tinggi, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Meskipun kondisi yang menjadi penyebab kardiomiopati restriktif tidak selalu dapat dicegah, Anda tetap dapat menjaga kesehatan jantung dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti:

  • Rutin memeriksa tekanan darah.
  • Menjaga berat badan tetap ideal.
  • Mengelola stres dengan baik.
  • Berhenti merokok.
  • Berolahraga secara rutin setidaknya 150 menit per minggu.

 

Kardiomiopati restriktif terjadi ketika otot bilik jantung menjadi kaku sehingga tidak dapat mengalirkan darah dengan optimal. Kondisi ini dapat memicu peningkatan tekanan di jantung dan akhirnya menyebabkan gagal jantung. Meskipun termasuk penyakit yang jarang, kardiomiopati restriktif dapat dialami siapa saja, terutama pada orang dengan amiloidosis atau penyakit jaringan ikat.

Jika memiliki pertanyaan seputar penyakit jantung, Anda bisa berkonsultasi ke dokter atau manfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang bisa diunduh melalui App Store atau Play Store

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Selasa, 18 November 2025 | 00:07

Cleveland Clinic. Restrictive Cardiomyopathy. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17427-restrictive-cardiomyopathy

Medline Plus. (2024). Restrictive Cardiomyopathy. Available from: https://medlineplus.gov/ency/article/000189.htm

Cedars-Sinai. Restrictive Cardiomyopathy. Available from: https://www.cedars-sinai.org/health-library/diseases-and-conditions/r/restrictive-cardiomyopathy.html