• Beranda
  • nutrisi
  • Olahraga Teratur Tapi Pola Makan Tinggi Gula, Ini Efeknya bagi Kesehatan

Olahraga Teratur Tapi Pola Makan Tinggi Gula, Ini Efeknya bagi Kesehatan

Olahraga Teratur Tapi Pola Makan Tinggi Gula, Ini Efeknya bagi Kesehatan
Ilustrasi makan makanan manis. Credit: Freepik

Bagikan :


Terlalu banyak mengonsumsi gula bisa menyebabkan berat badan naik dan tubuh terasa cepat lelah. Dalam jangka panjang, pola makan tinggi gula juga dapat meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung. Namun, bagaimana jika asupan gula yang tinggi disertai dengan kebiasaan rutin berolahraga? Apakah efek buruknya bisa dikurangi? Yuk, simak penjelasannya dalam artikel berikut.

 

Efek Mengonsumsi Gula Berlebihan 

Siapa yang tidak suka makanan atau minuman manis? Rasa manis digemari banyak orang, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Konsumsi makanan manis dapat merangsang pelepasan dopamin di otak, yaitu zat kimia yang menimbulkan perasaan senang dan memperbaiki suasana hati.

Namun, di balik efek menyenangkannya, mengonsumsi gula secara berlebihan bisa menimbulkan berbagai keluhan, seperti:

  • Tubuh terasa lemas, biasanya muncul sekitar satu jam setelah mengonsumsi gula.
  • Perubahan suasana hati yang bisa berujung pada gejala depresi.
  • Perut kembung dan tidak nyaman.

Dalam jangka panjang, mengonsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti:

  • Kerusakan gigi
  • Jerawat
  • Obesitas dan kenaikan berat badan
  • Diabetes dan resistensi insulin
  • Penyakit kardiovaskular
  • Tekanan darah tinggi
  • Penuaan kulit
  • Peningkatan risiko kanker

Baca Juga: Tanda Gula Darah Melonjak Tidak Terkendali

 

Efek Pola Makan Tinggi Gula Diiringi Olahraga

Setelah mengonsumsi makanan atau minuman manis yang tinggi gula, kadar gula darah dalam tubuh akan meningkat. Anda mungkin akan mengalami gejala seperti sering buang air kecil, mudah merasa haus, atau badan terasa lemas.

Untuk meredakan gejala tersebut, cobalah melakukan olahraga ringan seperti berjalan kaki, yoga, atau bersepeda. Aktivitas fisik membantu tubuh menggunakan glukosa secara lebih efisien dan membakar sebagian gula sebagai sumber energi. Jika dilakukan secara rutin, olahraga dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil dan mencegah lonjakan gula yang berlebihan.

Meskipun olahraga rutin dapat membantu menyeimbangkan dampak konsumsi gula, pola makan tinggi gula tetap menyimpan sejumlah risiko kesehatan. Beberapa di antaranya meliputi:

Obesitas dan kelebihan berat badan

Gula dapat memengaruhi kinerja hormon-hormon yang berperan penting dalam mengatur berat badan, salah satunya adalah hormon leptin. Leptin berfungsi memberi sinyal ke otak saat tubuh sudah kenyang.

Namun, pola makan tinggi gula dapat menyebabkan resistensi leptin, yaitu kondisi ketika otak tidak lagi merespons sinyal kenyang dengan baik. Akibatnya, seseorang cenderung terus makan meski sebetulnya tubuh sudah cukup, yang lama-kelamaan bisa memicu kelebihan berat badan atau obesitas.

Baca Juga: Benarkah Banyak Minum Air Putih Bisa Menurunkan Gula Darah Tinggi?

Risiko kerusakan organ liver

Pola makan tinggi gula menjadi salah satu faktor risiko terjadinya perlemakan hati nonalkoholik atau nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD). Pada kondisi ini, lemak berlebih menumpuk di sekitar organ hati dan dapat mengganggu fungsinya. Risiko NAFLD akan semakin tinggi jika seseorang juga menderita diabetes.

Perlu diketahui, rutin berolahraga saja tidak cukup untuk mengatasi kondisi ini.

Penyakit jantung

Orang dengan pola makan tinggi gula, terutama yang mendapat sekitar 17–21% asupan kalorinya dari gula tambahan, memiliki risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular yang 38% lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang hanya mengonsumsi sekitar 8%. Risiko ini bahkan bisa meningkat dua kali lipat jika konsumsi gula tambahan melebihi 21% dari total asupan energi harian.

 

Olahraga teratur memang merupakan cara yang sehat dan mudah untuk membantu mengontrol kadar gula darah. Namun, olahraga saja tidak cukup untuk menyeimbangkan dampak negatif dari pola makan tinggi gula. Konsumsi gula berlebihan tetap membawa risiko terhadap kesehatan dalam jangka panjang.

Untuk mengurangi keinginan mengonsumsi gula, cobalah mengatur ulang pola makan harian. Pilih makanan tinggi serat dan protein, kurangi konsumsi makanan olahan, serta usahakan makan secara teratur sesuai jadwal. Selain itu, tidur yang cukup dan minum air putih yang cukup juga bisa membantu mengendalikan keinginan terhadap makanan manis.

Apabila Anda kesulitan melawan keinginan makan makanan manis, sebaiknya konsultasikan ke ahli gizi atau terapis. Anda juga bisa memanfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang bisa diunduh melalui App Store atau Play Store.

 

Mau tahu informasi seputar nutrisi, makanan dan tips diet lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Rabu, 30 Juli 2025 | 19:45

Whittington, V. (2024). Eat Too Much Sugar Last Night? Here's What Dietitians Recommend You Do Today. Available from: https://www.eatingwell.com/what-to-do-if-you-ate-too-much-sugar-last-night-8746960

Fallabel, C. (2022). Fatty Liver Disease and Diabetes: What’s the Connection?. Available from: https://www.healthline.com/health/fatty-liver-disease-and-diabetes

Gunnars, K. (2024). How Much Sugar Should You Eat Per Day?. Available from: https://www.healthline.com/nutrition/how-much-sugar-per-day

Cleveland Clinic. (2023). How To Break Your Sugar Addiction. Available from: https://health.clevelandclinic.org/how-to-stop-sugar-cravings

Diabetes. Does Exercise Lower Blood Sugar Levels?. Available from: https://www.diabetes.org.uk/living-with-diabetes/exercise/blood-sugar-levels

Richards, L. (2020). What is the impact of eating too much sugar?. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/eating-too-much-sugar#