Donor darah adalah kegiatan kemanusiaan yang bersifat sukarela untuk menyumbangkan darah bagi orang yang membutuhkan. Siapa saja dapat menjadi pendonor darah selama dalam kondisi sehat dan lolos skrining kesehatan.

Namun, bagaimana dengan wanita yang sedang menstruasi? Apakah tetap boleh melakukan donor darah? Simak ulasannya dalam artikel berikut. 

Syarat Donor Darah

Donor darah adalah prosedur pengambilan darah secara sukarela untuk membantu orang lain yang membutuhkan. Proses ini dilakukan dengan memasukkan jarum ke lengan pendonor, lalu darah akan ditampung ke dalam kantong khusus.

Semua orang yang dinyatakan sehat boleh melakukan donor darah. Dalam sekali donor darah, darah yang diambil sekitar 450-500 ml. Wanita umumnya memiliki zat besi lebih sedikit dari pria, sehingga frekuensi donor darah wanita lebih sedikit daripada pria. Pria bisa melakukan donor darah hingga 4–5 kali dalam setahun, sementara wanita dianjurkan sekitar 3–4 kali dalam setahun.

Untuk bisa melakukan donor darah, pendonor harus memenuhi syarat berikut:

• Berusia 17-65 tahun.
• Sehat jasmani dan rohani.
• Tidak sedang mengidap penyakit infeksi menular.
• Berat badan minimal 45 kg.
• Kadar Hb antara 12,5-17 g/dL.
• Tekanan darah normal.
• Tidak sedang hamil dan menyusui.

Baca Juga: Apakah Donor Darah Bisa Menyebabkan Anemia?

Bolehkah Donor Darah saat Menstruasi?

Sebelum melakukan donor darah, setiap pendonor akan menjalani serangkaian tes dan pemeriksaan untuk memastikan darah yang disumbangkan sehat dan aman untuk transfusi. Pemeriksaan ini juga bertujuan menjaga kondisi pendonor tetap sehat setelah donor darah, mengingat jumlah darah yang diambil sekitar 450–500 ml atau sekitar 8% dari total darah dalam tubuh.

Bagi wanita yang sedang menstruasi, secara umum donor darah diperbolehkan asalkan lolos pemeriksaan kesehatan. Namun, beberapa penyelenggara donor darah tidak menganjurkan wanita yang sedang menstruasi untuk mendonorkan darah.

Menurut Healthline, wanita yang sedang menstruasi tetap boleh donor darah asalkan kadar hemoglobinnya minimal 12,5 g/dL. Jika kadar hemoglobin di bawah batas normal, maka calon pendonor dinyatakan tidak lolos skrining.

Perlu diketahui, donor darah saat menstruasi bisa meningkatkan risiko anemia. Jika perdarahan menstruasi cukup berat dan disertai nyeri kram, sebaiknya tunda donor darah. Kehilangan darah berlebih saat menstruasi dapat menyebabkan pusing, lemas, atau gejala anemia lainnya.

Selain itu, wanita yang mengalami kram menstruasi juga tidak dianjurkan donor darah karena prosedur ini dapat memicu pelepasan hormon prostaglandin yang memperparah nyeri. Perubahan komposisi darah saat menstruasi, seperti penurunan plasma, juga bisa memengaruhi kualitas darah yang didonorkan.

Kesimpulannya, jika sedang menstruasi dan ingin donor darah, sebaiknya tunda beberapa hari hingga menstruasi selesai agar kondisi tubuh lebih stabil dan hasil donor darah tetap optimal.

Baca Juga: Jenis Penyakit yang Menyebabkan Anda tak Boleh Donor Darah

Persiapan Donor Darah

Agar proses donor darah berjalan lancar dan tubuh tetap aman, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mendonorkan darah:

• Istirahat cukup sebelum donor.
• Konsumsi makanan bergizi seimbang, terutama yang kaya zat besi.
• Hindari makanan berlemak beberapa jam sebelum donor.
• Cukupi kebutuhan cairan dengan minum air putih yang cukup.
• Pakai pakaian nyaman yang memudahkan pengambilan darah.
• Informasikan pada petugas jika sedang mengonsumsi obat-obatan, seperti pengencer darah.

Donor darah saat menstruasi umumnya tidak dianjurkan karena bisa meningkatkan risiko anemia. Jika memiliki pertanyaan seputar donor darah dan menstruasi, Anda bisa berkonsultasi ke dokter. Anda juga bisa memanfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang dapat diunduh melalui App Store atau Play Store.

Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!